Hari senin yang lalu yaitu
HUT REPUBLIK INDONESIA KE-70/Hari kemerdekaan Indonesia, setelah ibu upacara
dikantor naik bus tingkat tidak ada, lebih baik ke nambo naik kereta dari
juanda s/d depok ibu itu bilang Pak, yang kereta ke nambo itu dimana, kata
security itu sudah di UI (universitas Indonesia). Di depok, Zaki makan terlebih
dahulu. Keretanya EH masih belum datang yang ke nambo ternyata sudah di pondok
cina, Zaki mau video kereta di depok baterai ibu sudah mau habis, Zaki mau
ganti-ganti Hpnya, biarin aja kalau habis, kereta yang ke nambo sudah datang,
Zaki perhatikan jalur 4 didatangkan krl ke nambo, Zaki dan Aku segera naik
kereta, sebelum kereta pintu dibuka, WEDEW ada orang laki-laki digerbong wanita
itu, sudah di stasiun citayam antrian kereta, kereta itu KA 1172, kereta itu
berangkat dari stasiun citayam. 150 KM masuk
stasiun akhir nambo, Zaki dan Ibu naik kereta Cuma setengah jam.
Gimana, cerita Zaki seru kan? Ceritanya, Zaki
sedang belajar menulis, kawans…. Doakan ya semoga ke depannya Zaki bisa menulis dengan lancar. Untuk cerita
versi Ibu, ada dibawah ini…..Yuk, cekidot…
Senin,
17 Agustus 2015, tepat 70 tahun Indonesia merdeka. Untuk pertama kalinya sejak
di Kantor Pusat, Ibu Zaki terpilih untuk mengikuti upacara kemerdekaan di
Lapangan Banteng. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Zaki untuk ikut
meramaikan suasana kemerdekaan di kereta Commuter Line. Dengan antusiasnya,
Zaki dan Ibu berangkat ke Jakarta. Suasana ultah kemerdekaan sudah terasa sejak
di dalam KRL. Beberapa gerbong dihiasi dengan gambar-gambar bertema
kemerdekaan, seperti di gambar samping ini. Di gambar buku di lantai itu
tertulis naskah Proklamasi. Wah…keren deh. Pagi itu suasana KRL seger karena
berlantai hijau rumput dan melongponggggg….
Singkat cerita, Ibu bersama peserta yang lain
upacara hingga selesai. Hari itu kita banyak rencana sebenarnya. Kita akan
keliling Jakarta dengan menggunakan City Tour, bus tingkat gratis, lalu
berhenti di tempat-tempat yang sedang menyelenggarakan lomba-lomba. Kita mau
nonton suasana lomba di Jakarta ceritanya. Namun apa daya…..menjelang
detik-detik Proklamasi, jalan seputaran Istana Negara ditutup, otomoatis bus
City Tour tidak beroperasi karena itu trayek mereka. Akhirnya rencana untuk
menikmati Jakarta gagal total. Tapi…Ibu tidak kehabisan akal. Supaya Zaki tidak
kecewa, Ibu punya cara afdhol untuk menyenangkan Zaki dan menguntungkan Ibu
juga. Hahahaha…Ibu ajak Zaki ke Stasiun Nambo menggunakan KRL jurusan
Duri-Nambo yang melintas di Manggarai. Meskipun sudah berpuluh kali naik ke
Stasiun Nambo, Zaki tetap aja senang. Dan Ibu juga senang karena tidak pergi
jauh-jauh dari rumah. Hehehe….Jadi bisa pulang cepet, maklum…kan kasian Bapak
ditinggal sendirian di rumah. #EdisiBapakYangGakUpacara
Well…tidak ada ojeg menuju Stasiun Juanda.
Kita jalan kaki ajah. Stasiun Juanda mulai ramai penumpang. Ternyata di hari
itu, PT KAI mengeluarkan pengumuman bahwa beberapa perjalanan jarak dekat
seperti Commuter Line dan KA Lokal digratiskan sejak jam 7 pagi tadi.
Wahhhhhh…….pantesan ramai. Pagi tadi kita masih bayar karena belum jam 7. Pagi itu kita melawan arus aja deh, yang
ramai pasti dari Bogor ke Jakarta. Karena Ibu udah bosen tiap hari
berdesak-desakan, maka nyari perjalanan yang aman aja.
KRL Duri-Nambo melaju melewati
stasiun-stasiun yang sama dengan KRL Bogor. Perpisahan antara KRL Nambo dan KRL
Bogor adalah di Stasiun Citayam. Oleh karena itu, dari Stasiun Juanda kita
cukup naik KRL Bogor sampai Citayam saja, atau naik KRL Depok. Ternyata yang
datang KRL Depok, yowis kita naik…nanti di Depok kita transit dan naik KRL
Nambo. Perjalanan kali itu aman-aman saja. Sampai di Stasiun Depok, belum ada
tanda-tanda KRL Nambo akan datang, lalu Zaki dan Ibu harus makan siang dulu.
Pukul 12.30 KRL Nambo tiba di Stasiun Depok.
Kita segera naik. KRL melaju melewati Stasiun Citayam. Dari Stasiun Citayam,
KRL akan mengambil jalur ke arah kiri, sedangkan arah kanan itu menuju Bogor.
Sepanjang perjalanan ke Nambo, kita akan melewati Lapas Pondok Rajeg, Stasiun
lama Pondok Rajeg (lewat terus), Stasiun Cibinong, Jalan Tol Jagorawi, Stasiun
lama Gunung Putri (lewat terus) dan
akhirnya Pabrik Semen Cibinong di daerah Nambo. Ternyata, jalur ke Nambo ini
sudah biasa digunakan oleh KLB (Kereta Luar Biasa) untuk mengangkut semen-semen
dari Pabrik Semen Cibinong. Jalur ini mulai digunakan untuk Commuter Line belum
lama, sekitar sejak setahun yang lalu mungkin. Sepanjang perjalanan kita harus
hati-hati dan menjauhi jendela yang tidak ada tirainya, karena masih ada
anak-anak iseng yang suka melempari KRL dengan batu. Entah apa motif anak-anak
ini, mungkin lucu aja kali ya ada KRL yang melintas, biasanya kan cuma kereta
tanpa gerbong yang lewat kesana.
Disamping pemandangan indah yang kita temui,
di beberapa daerah, jalur ini merupakan jalur sampah. Banyak penduduk yang
memanfaatkan tanah rel kereta menjadi TPA (tempat pembuangan akhir) sampah.
Sangat disayangkan sebenarnya, dari kesadaran masyarakatnya kelihatan sekali
kalo kita ini sebenarnya negara belum berkembang (dalam hal sampah). Suka sedih
kalo lagi jalan2 di kota Bogor, berhenti di halte, ada orang yang membuang
sampah di tempat dia berdiri, padahal di pinggir dia itu tempat sampah. Kadang
sebagai orang dewasa suka bingung apa yang harus dilakukan. Mending menjadi
Zaki aja deh, gak bingung-bingung, dia bisa menegur orang tanpa rasa bersalah.
Orang juga maklum dan malu karena Zaki anak-anak. J
sekian dulu tentang sampah.
![]() |
Pabrik Semen Cibinong |
Kembali ke KRL Nambo, perjalanan dari Citayam
ke Nambo ditempuh dengan waktu 30 menit saja. KRL hanya berhenti di Stasiun
Cibinong. Katanya, Stasiun Cibinong ini dekat dengan flyover Cibinong. Lumayan
juga kan cepet, buat orang Citayam yang mau shopping ke Pasar Cibinong. Lalu,
sebelum sampai ke Nambo, kita akan melewati Pabrik Semen Cibinong. Pabriknya
guedeeee…bingit dan gersang.
Akhirnya…tibalah kita di Stasiun Nambo.
Karena kita menggunakan kartu multi trip, kita bisa menunggu di dalam kereta
aja sebelum keretanya berangkat lagi. Tapi bagi yang menggunakan single trip,
harus nge-tap dulu yah…. KRL akan
istirahat selama 20 menit di Stasiun Nambo.Zaki dan Ibu akan kembali ke Stasiun
Citayam untuk transit dan pulang ke Bogor lagi. Bapak sudah menunggu…….
Sampai jumpa di cerita kereta selanjutnya…..